Oleh : SAIFUL HIKMAH, SAg.**)
PENDHULUAN
Penghitungan kalender Hijriyah didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Oleh karena itu, sistem kalender ini dinamakan pula Kalender Qamariyah. Penamaan kelender ini dengan Kalender Hijriyah karena penghitungan tahunnya di mulai saat terjadinya hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Peredaran bulan memang merupakan ukuran waktu yang sangat teratur dan mudah dikenal, karena, untuk setiap hari, bulan itu menampakkan dirinya dalam bentuk-bentuk yang berbeda yang disebut dengan fase-fase bulan. Pada awal bulan, bulan menampakkan dirinya sebagai bulan sabit (hilal), kemudian membesar pada pertengahan bulan, akan nampak bulan purnama (Badr), kemudian ia mengecil lagi pada akhir bulan dan akan nampak bagaikan bulan sabit kembali.
Tenggang waktu peredaran bulan ada dua jenis, hal ini disebabkan karena bulan di samping beredar mengelilingi bumi, ia juga bersama-sama bumi mengelilingi matahari. Dua jenis peredaran tersebut adalah :
1. Siderial Month (waktu peredaran sideris, al-Syahr al-Nujum), yaitu tenggang waktu yang diperlukan bulan untuk satu kali beredar relatif terhadap sebuah bintang. Tenggang waktu yang diperlukan untuk peredaran sideris ini rata-rata 29 hr, 12 jam, 43 mnt, 11.5 dtk (hampir 29 1/3 hari).
2. Synodis Month (waktu peredaran sinodis, Al-Syahr al-Iqtiraniy), yaitu tenggang waktu yang diperlukan oleh bulan untuk satu kali beredar relatif terhadap matahari. Dengan kata lain, waktu yang diperlukan oleh bulan untuk mengorbit bumi sejak “bulan baru” (konjungsi, ijtima’) hingga bulan baru berikutnya. Tenggang waktu yang diperlukan untuk peredaran sinodis ini rata-rata 29 hr, 12 jam, 14 mnt, 02.8 dtk (lebih dari 29 1/2 hari).
Waktu peredaran sinodis bulan inilah yang dipergunakan utnuk menetapkan penghitungan dalam sistem kalender hijriyah.
Secara teoritis, waktu yang ditempuh oleh bulan dalam peredaran sinodisnya adalah 29 hr, 12 jam, 43 mnt, 02.8 dtk, namun kenyataannya waktu yang diperlukan bulan dalam peredaran sinodisnya tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh percepatan peredaran bulan mengelilingi bumi dan bersama-sama bumi mengelilingi matahari tidak konstan. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh adanya gaya tarik dari planet-planet dan benda-benda langit lainnya yang mempengaruhinya.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa perhitungan waktu menurut sistem kalender hijriyah/qamariyah ditetapkan berdasarkan pada peredaran sinodis bulan dalam setiap bulan dan apabila telah terlewati 12 bulan, barulah dikatanakan satu tahun. Dengan demikian, berbeda dengan sistem penghitungan kalender masehi/syamsiyah yang penetapan awalnya adalah untuk setiap tahun, kemudian dipecah menjadi 12 bulan.
ANGGARAN KALENDER HIJRIYAH
Dalam sistem hisab urfi, dikatakan demikian karena penghitungannya didasarkan pada peredaran rata-rata bulan, bukan pada peredaran yang sebenarnya. Terdapat anggaran-anggaran yang dijadikan pedoman, yaitu :
1. Tahun pertama ditetapkan pada tahun terjadinya hijrah nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
2. Satu tahun terdiri atas 12 bulan, yaitu Muharram, Safar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Ula, Jumadis Tsani, Rajab, Sya’ban, Ramadlan, Syawal, Zul Qaidah dan Zul Hijjah.
3. Tanggal 1 Muharram 1 H jatuh pada hari kamis bertepatan dengan tanggal 15 Juli 622 M. ada pula pendapat yang mengatakan pada hari Jum’at tanggal 16 Juli 622 M.
4. Umur satu tahun Hijriyah rata-rata 354 hari 08 jam 48 mnt 33.6 dtk, atau dibulatkan menjadi 354 11/30 hari.
5. Untuk mengatasi kelebihan 11/30 hari tersebut, maka dibuatlah daur/siklus yang lamanya 30 tahun. Dalam 1 daur tersebut ditetapkan 11 kali tahun kabisat dan 19 kali tahun basithah. Tahun kabisat ditetapkan umurnya 355 hari dan tahun basithah 354 hari, sehingga jumlah hari dalam satu daur terdiri atas 10.631 hari.
6. Tahun kabisat terletak pada deretan tahun ke2,5,6,10,13,15,(16),18,21,24,26 dan 29, sebagaimana tersimpul pada huruf-huruf dalam syair :
كف الخليل كفه ديانه # عن كل خل حبه فصانه.
7. Kelebihan 1 hari dalam tahun kabisat tersebut dimasukkan ke dalam bulan ke-12 (Zul Hijjah).
8. Umur bulan ganjil ditetapkan 30 hari, sedangkan umur bulan genap ada 29 hari, sehingga jumlah keseluruhan dalam 1 tahun ada 354 hari, kecuali dalam tahun kabisat, jumlah harinya 355 hari, karena bulan ke-12 (Zul Hijah) yang dalam tahun basithah berumur 29 hari, dalam tahun kabisat menjadi 30 hari.
Untuk menjelaskan unur bulan dan jumlah hari pada setiap akhir bulan dapat dilihat tabel berikut :
No. | Bulan | Umur bulan | Jumlah hari |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
|
Muharram Safar Rabi’ul Awwal Rabi’ul Alhir Jumadil Ula Jumadil Tsaniyah Rajab Sya’ban Ramadlan Syawal Zul Qaidah Zul Hijjah |
30 29 30 29 30 29 30 29 30 29 30 29/30 |
30 59 89 118 148 177 207 236 266 295 325 354/355 |
Penentuan tiap tanggal satu bulan baru menurut sistem hisab urfi ini sama sekali tidak menghiraukan kedudukan bulan di langit pada saat itu, asal jumlah hari pada bulan sebelumnya telah selesai menurut aturan-aturan yang telah ada, maka segeralah dimulai tanggal 1 bulan baru. Karena itulah, hisab urfi ini tidak boleh dipakai untuk kepentingan ibadah (agama).
KALENDER SYAMSIYAH/MASEHI
Perhitungan kalender masehi ini didasarkan pada peredaran semu tahunan matahari. Peredaran semu tahunan matahari mulai dari suatu titik pangkal hingga kembali ke titik pangkal itu lagi disebut satu tahun. Untuk menentukan lama waktu dalam satu tahun tersebut tergantung pada titik pangkal yang dipergunakan.
Dalam dunia astronomi dikenal adanya dua jenis tahun yang berdasarkan peredaran semu tahunan matahari, yaitu sidereal year (tahun sideris, al-sannah al nujumiyah) dan tahun tropical year (tahun tropis, al-sannah as-syamsiyah). Satu tahun menurut tahun sideris adalah 365.25636 hari (365 hr 06 jm 09 mnt 10 dtk) sedangkan menurut tahun tropis adalah 365.242109 hari (365 hr 05 jam 46 mnt 46 dtk). Tahun tropis inilah yang dijadikan dasar perhitungan kalender masehi.
KALENDER YULIAN
Tahun tropis diperkenalkan pertama kali pada masa pemerintahan Julius Caesar (45 SM). Atas nasehat seorang ahli astronomi Greek, Sosigenes, Julius Caesar membuat perhitungan kalender yang berdasarkan pada tahun tropis dengan ketentuan :
1. Satu tahun ditetapkan rata-rata 365.25 hari.
2. Tahun basithah (common year) berjumlah 365 hari.
3. Tahun kabisat (Leap year) yaitu bilangan tahun yang habis dibagi empat berjumlah 366 hari. Penembahan satu hari ini dimasukkan dalam bulan Pebruari.
4. 1 Daur/siklus tahun ini selam 4 tahun, dengan jumlah hari 1.461 hari.
5. Permulaan tahun ditetapkan tanggal 1 Januari dengan urutan bulan dan lama harinya seperti kalender masehi yang ada sekarang.
6. Titik permulaan musim bunga (Aries) pada saat ditetapkan kalender ini jatuh pada tanggal 25 maret.
7. Bulan ke-5 (Quintilis) dirubah namanya menjadi Juli, sedangkan bulan ke-6 (Sextilis) menjadi Agustus.
8. Untuk keperluan hari permulaan 1 Januari tahun 45 SM, maka tahun 46 SM diperpanjang menjadi 445 hari. Tahun ini kemudian dikenal dengan istilah The Last Years of Confusion”.
Kalender yang diciptakan oleh Julius Caesar tersebut dengan ketentuan tiap-tiap tahun dihitung rata-rata 365.25 hari masih menimbulkan perbedaan dengan tahun tropis sebanyak 0.007801 hari (365.242199 hari) yakni 11 s.d 14“ tiap tahun. Pada tahun 325 M. sewaktu diadakan rapat Dewan Gereja (Konsili I) di Necaea, perbedaan itu telah menempuh 4 hari. Titik permulaan musim bunga yang semula jatuh pada tanggal 25 Maret, pada saat konsili itu jatuh pada tanggal 21 Maret.
KALENDER GREGORIAN
Sistem kalender Yulian terus berlanjut, hingga pada tahun 1582 M. seorang astronom, Clavius dalam hitungannya untuk menentukan hari paskah menjumpai ketidakcocokan. Sebab pada tahun tersebut titik aries jatuh pada tanggal 11 Maret. Dengan demikian sudah berbeda selama 10 hari dengan yang ditetapkan oleh Julius Caesar (tanggal 25 Maret). Untuk mengatasi hal ini, oleh Paus Gregorius XIII diadakan perubahan. Pada hari kamis tanggal 4 Oktober 1582 M, dalam dekritnya, Paus Gregorius XIII menentukan bahwa esok harinya, Jum’at tidak disebut tanggal 5 Oktober 1582 M, tetapi tanggal 15 Oktober 1582 M. kalender hasil perubahan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII itu dikenal dengan kalender Gregorian.
Di samping perubahan di atas, Gregorius juga menetapkan anggaran baru yaitu bahwa bilangan abad yang tidak habis dibagi empat ditetapkan sebagai tahun bashithah (365 hari), padahal menurut kalender Julian, abad adalah tahun kabisat (366 hari). Dengan demikian jumlah hari rata-rata dalam satu tahun menurut kalender Gregorian adalah 365.2425 hari, sedangkan menurut sistem kalender Julian adalah 365.25 hari, sehingga terjadi selisih 0.0075 hari pertahun. Ini akan menjadi 3 hari dalam waktu 4 abad.
Perbedaan 3 hari tersebut sebagai konsekuensi dari perhitungan 365.25 x 400 = 146.100 hari. Sedangkan menurut sistem kalender Gregorian adalah 365.2425 x 400 = 146.097 hari. Untuk mengatasinya adalah dengan tidak menghitung tahun panjang (kabisat) pada bilangan abad yang tidak habis dibagi 4, misalnya abad 17, 18, 19, 21 dst.
Untuk menjelaskan umur masing-masing bulan dan jumlah harinya pada setiap akhir bulan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
NNo. | Nama Bulan | Tahun Bashithah | Tahun Kabisat | ||
Umur | Jml. Hari | Umur | Jml. Hari | ||
1 | Januari | 31 | 31 | 31 | 31 |
2 | Pebruari | 28 | 59 | 29 | 60 |
3 | Maret | 31 | 90 | 31 | 91 |
4 | April | 30 | 120 | 30 | 121 |
5 | Mei | 31 | 151 | 31 | 152 |
6 | Juni | 30 | 181 | 30 | 182 |
7 | Juli | 31 | 212 | 31 | 213 |
8 | Agustus | 31 | 243 | 31 | 244 |
9 | September | 30 | 273 | 30 | 274 |
10 | Oktober | 31 | 304 | 31 | 305 |
11 | Nopember | 30 | 334 | 30 | 335 |
12 | Desember | 31 | 365 | 31 | 366 |
MEMINDAH TAHUN HIJRIYAH MENJADI TAHUN MASEHI
Tanggal 1 Ramadlan 1411 H. (1 Muharram 1 H bertepatan dengan 15 Juli 622 M).
I. Jumlah hari sejak 1 Muharram 1 H s.d 1 Ramadlan 1411 H
1410 : 30 = 47 Daur x 10.631 499.657 hari
1 Muharram 141 H s.d 29 Sya’ban 1411 H. 236 hari
1 Ramadlan 1411 H 1 hari
Jumlah 499.894 hari
II. Menentukan hari dan pasaran
499.894 : 7 = 71413, sisa 3, yakni hari Sabtu
499.894 : 5 = 99978, sisa 4, yakni hari Pon
III. Jumlah hari sejak 1 Januari 1 M s.d 1 Muharram 1 H.
621 : 4 = 155 daur 1 tahun
155 daur = 155 x 1461 hari = 226.455 hari
1 tahun = 1 x 365 hari = 365 hari
I Jan 622 s.d 14 Juli 622 M = 195 hari
Jumlah 227.015 hari
IV. Jumlah hari sejak 1 Januari 1 M s.d 1 Ramadlan 1411 H menurut kalender Masehi
1 Muh 1 H s.d 1 Ramadlan 1411 H = 499.894 hari
1 Jan 1 M s.d 14 Juli 622 M = 227.015 hari
Anggaran Gregorius XIII = 13 hari
Jumlah 726.922 hari
V. Menentukan tanggal, bulan dan tahun Masehi
726.922 : 1.461 = 497 daur 805 hari
497 daur (497 x 4 tahun) = 1988 tahun
305 (2 tahun 75 hari) = 2 tahun
75 hari (2 bulan 16 hari) = 2 bulan
16 hari = 16 hari
16 Maret 1991 M
VI. Kesimpulan
Tanggal 1 Muharram 1411 H jatuh pada hari Sabtu Pon, tanggal 16 Maret 1991 H.
MEMINDAH TAHUN MASEHI MENJADI TAHUN HIJRIYAH
Tanggal 17 Agustus 1991 (1 Muharram 1 H bertepatan dengan hari Kamis Kliwon tanggal 15 Juli 622 M).
I. Jumlah hari sejak 1 Januari 1 M s.d 17 Agustus 1991 M.
1990 : 4 = 497 Daur 2 tahun
497 daur (497 x 1.461 hari ) = 726.117 hari
2 tahun (2 x 365 hari) = 730 hari
1 Januari s.d 17 Agustus 1991 = 229 hari
Jumlah 727.076 hari
Anggaran Gregorian 13 hari
Jumlah 727.063 hari
II. Menentukan hari dan pasaran
727.063 : 7 = 103.866, sisa 1, yakni hari Sabtu
727.063 : 5 = 145412, sisa 3, yakni hari Pahing
III. Jumlah hari 1 Muharram 1 H s.d 17 Agustus 1991 M..
1 Januari 1 M s.d 17 Agustus 1991 M = 727.063 hari
1 Januari 1 M s.d 1 Muharram 1 H = 227.015 hari
1 Muharram 1 H s.d 17 Agustus 1991 M Jumlah 500.048 hari
IV. Menentukan tanggal, bulan dan tahun Hijriyah
500.048 : 10.631 = 47 daur 391 hari
47 daur (47 x 30 tahun) = 1410 tahun
391 : 354 (1 tahun 37 hari) = 1 tahun
37 hari (1 bulan 7 hari) = 1 bulan
7 hari = 7 hari
7 Safar 1412 H
V. Kesimpulan
Tanggal 17 Agustus 1991 M jatuh pada hari Sabtu Pahing, tanggal 7 Safar 1412 H.
PENENTUAN HARI DAN PASARAN TAHUN MASEHI
I. Awal Tahun |
| II. Perubahan Tahun |
|
| ||||
Tahun | Rumus |
| Tahun | Rumus |
|
| ||
Hari | Pasaran |
| Hari | Pasaran |
|
| ||
1901 | 2 | 3 |
| 1 | 1 | 0 |
|
|
1905 | 0 | 4 |
| 2 | 2 | 0 |
|
|
1909 | 5 | 0 |
| 3 | 3 | 0 |
|
|
1913 | 3 | 1 |
|
|
|
|
|
|
1917 | 1 | 2 |
| III. Perubahan Bulan |
| |||
1921 | 6 | 3 |
| Bulan | Rumus | |||
1925 | 4 | 4 |
| Bashithah | Kabisat | |||
1929 | 2 | 0 |
| Hari | Pasaran | Hari | Pasaran | |
1933 | 0 | 1 |
| Januari | 0 | 0 | 0 | 0 |
1937 | 0 | 2 |
| Pebruari | 3 | 1 | 3 | 1 |
1941 | 5 | 3 |
| Maret | 3 | 4 | 4 | 5 |
1945 | 36 | 4 |
| April | 6 | 0 | 0 | 1 |
1949 | 1 | 0 |
| Mei | 1 | 0 | 2 | 1 |
1953 | 6 | 1 |
| Juni | 4 | 1 | 5 | 2 |
1957 | 4 | 2 |
| Juli | 6 | 1 | 0 | 2 |
1961 | 2 | 3 |
| Agustus | 2 | 2 | 3 | 3 |
1965 | 0 | 4 |
| September | 5 | 3 | 6 | 4 |
1969 | 5 | 0 |
| Oktober | 0 | 3 | 1 | 4 |
1973 | 3 | 1 |
| Nopember | 3 | 4 | 4 | 0 |
1977 | 1 | 2 |
| Desember | 5 | 4 | 6 | 0 |
1981 | 6 | 3 |
|
|
|
|
|
|
1985 | 4 | 4 |
| IV. Keterangan Rumus hari dan pasaran |
| |||
1989 | 2 | 0 |
| 0 = Jum’at | 0 = | Wage |
|
|
1993 | 0 | 1 |
| 1 = Sabtu | 1 = | Kliwon |
|
|
1997 | 5 | 2 |
| 2= Ahad | 2 = | Legi |
|
|
2001 | 3 | 3 |
| 3 = Senen | 3 = | Pahing |
|
|
2005 | 1 | 4 |
| 4 = Selasa | 4 = | Pon |
|
|
2009 | 6 | 0 |
| 5 = Rabu |
|
|
|
|
2013 | 4 | 1 |
| 6 = Kamis |
|
|
|
|
2017 | 2 | 2 |
|
|
|
|
|
|
2021 | 0 | 3 |
| V. Contoh |
|
|
|
|
2025 | 5 | 4 |
| 1. Tentukan hari dan paaran untuk tanggal 1 Oktober | ||||
2029 | 3 | 0 |
| 1991 M. |
|
|
|
|
2033 | 1 | 1 |
|
| Tahun 1989, hari 2 ; pasaran 0 | |||
2037 | 6 | 2 |
|
| Tahun 2, hari 2 ; pasaran 0 | |||
2041 | 5 | 3 |
|
| Oktober 1, hari 0 ; pasaran 3 |
| ||
2045 | 2 | 4 |
|
| 1 Okt 1991, hari 4 ; pasaran 3 |
| ||
2049 | 0 | 0 |
|
| Hari = 4 (Selasa) ; pasaran = 3 (Pahing) | |||
2053 | 5 | 1 |
| Dengan demikian, tanggal 1 Oktober 1991 M jatuh | ||||
2057 | 3 | 2 |
| Pada hari Selasa Pahing | ||||
2061 | 1 | 3 |
|
|
|
|
|
|
2065 | 6 | 4 |
| 1. Tentukan hari dan paaran untuk tanggal 17 Agustus | ||||
2069 | 4 | 0 |
| 1991 M. |
|
|
|
|
2073 | 2 | 1 |
|
| Tahun 1989, hari 2 ; pasaran 0 |
| ||
2077 | 0 | 2 |
|
| Tahun 2, hari 2 ; pasaran 0 |
| ||
2081 | 5 | 3 |
|
| Agustus 1, hari 2 ; pasaran 2 |
| ||
2085 | 1 | 4 |
|
| Tanggal 17 , hari 16 ; pasaran 16 | |||
2089 | 6 | 0 |
|
| 17 Ags 1991, hari 22 ; pasaran 18 | |||
2093 | 4 | 1 |
| Jika dibagi 5 & 7, sisa = hari 1 ; pasaran 3 | ||||
2097 | 2 | 2 |
| Dengan demikian jatuh pada hari Sabtu Pahing |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar